RSS

Selasa, 28 Februari 2012


Posted in Buletin gaulislam,Tahun IV/2010-2011 by Amira Mehnaaz on the January 31st, 2011
gaulislam edisi 171/tahun ke-4 (26 Shafar 1432 H/ 31 Januari 2011)
Pasti deh banyak orang menginginkan bisa tampil menarik, ganteng atau cantik lalu ditaburi puja-puji dan decak kagum dari mereka yang melihatnya. Jujur kan kalo kamu juga pengen bisa tampil keren dengan wajah yang amboi dirindu banyak orang? Sampe-sampe buat kamu yang kebetulan punya wajah jenis PPD alias Pas Pasan Deh tetap ngotot pengen dipermak. Bila perlu operasi plastik. Cuma ati-ati aja, kalo salah bahan tuh muka malah jadi ember. Wakakakak… eh nggak ding. Sori buat yang ngerasa udah mirip sama ember. Hehehe.. abisnya punya wajah katanya fotogenik. Difoto dekat sumur malah jadi mirip timbaan (aduh sori, jangan bikin rusuh ya dengan candaan gue model gini!)
Bro en Sis, tampil keren dan jadi idola, atau paling nggak bisa dikenal orang lah, adalah perasaan dan cita-cita yang ada di lubuk hati kita yang paling dalam. Buktinya, banyak orang yang secara sadar akhirnya ikut berbagai macam ajang pencarian bakat dari berbagai jenis keahlian: nyanyi, nari, olah vokal, joget (lho.. lho.. kok sama aja ya? Hehehe.. harap dipersori nih yang nulis lagi ngelantur. Maklum, kalo dikejar deadline gini jadi rada-rada slebor nih nulis. Pengen cepet beres, pengen cepet ngerjain tugas yang lain. Hasilnya? Ya, kamu bisa lihat sendiri isi tulisan ini. Kalo bagus ya alhamdulillah, kalo jelek yang jangan dikritik (pletak! Hehehe.. boleh ding, silakan kritik aja selama itu bisa baik buat semuanya. Ok?)
Yup, bukti bahwa kita-kita kepengen tampil keren dan bila perlu mengundang decak kagum orang yang melihat kita, adalah kita merasa senang banget kalo dipuji orang. Ngerasa bangga en bahagia kalo sampe dinanti-nanti kehadirannya. Wuih, pokoknya jadi bintanglah. Keren kan? Langsung aja rasakan sendiri. Banyak orang pengen eksis di situs jejaring sosial macam facebook. Biar eksis rela tampil narsis. Bikin status wall yang unik-unik. Saking narsisnya kadang ngabarin (entah kepada siapa, karena mungkin temennya sih udah pada molor semua jam 12-an malam mah), bahwa dirinya tengah berada di Puncak, misalnya. Terus nulis status di wall FB gini: “@ Puncak Pass. Bakar jagung sambil ditemani kuntilanak” (hehehe ini sih dusta, Bro. Aseli).
Semua orang emang seneng kalo dihargai dan dihormati. Sebab, dalam diri manusia, siapapun dia, Allah Swt. udah ‘nancepin’ naluri mempertahankan diri. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah gharizah al-baqa’. Penampakannya bisa dalam bentuk ingin dihargai, ingin dihormati, ingin diangap lebih, ingin dianggap paling hebat, ingin tetap eksis, ingin hidupnya nyaman, ingin memiliki kekuasaan, ingin diperhitungkan (kalo dianggap bilangan aja mah nggak mau, apalagi dijadikan ban serep, pasti ogah tujuh tanjakan!).
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, lalu apa maksud judul gaulislam kali ini: “Kerenkan Dirimu, Sobat!”? Ya, tentu ada alasannya. Ada maksud dan tujuan. Ada targetnya juga. Begini kalo mau diceritain sih. Manusia itu memiliki sifat-sifat yang positif dan negatif dalam dirinya. Upayakan yang muncul lebih dominan adalah sisi positifnya. Sementara yang negatifnya, kita minimalisir (sebab kalo dihilangkan banget kayaknya nggak bisa dan nggak mungkin deh). Sisi positifnya apa? Banyak. Manusia bisa berbuat baik, manusia bisa pinter, bisa menghargai, bisa menghormati, bisa diajak kerjasama, bisa dibawa mikir, bisa diminta bantuan, bisa diberikan ilmu, bisa dijadikan teman berjuang, bisa semangat dan menyemangati, bisa menjadi inspirasi, dan lain sebagainya dari semua yang positif. Kenapa ini perlu diperhatikan? Karena manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dalam al-Quran Allah Swt menyebut: Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wuih.. coba deh bandingin ama makhluk hidup ciptaan Allah Swt yang lainnya. Pantas kita bersyukur, sobat. Maka, jangan sampe kita minim prestasi dan minim amaliah, apalagi lost iman. Jadi, kerenkan dirimu, sobat!
Tinggalkan dunia anak-anak, ya!
Dunia anak-anak memang lucu, karena yang ada di komunitas berbaginya itu adalah anak-anak. Lengkap dengan segala kelucuan, keluguan, kepolosan dan penuh rasa penasaran. Mimik muka yang innocent tapi asik dilihat, gaya bicara yang menggemaskan dan semua hal yang khas anak-anak. Usia mereka mulai dari kelas bayi, balita, sampe umur sepuluh tahunan atau sebelum baligh. But, gimana jadinya kalo dunia anak diisi komunitasnya oleh orang-orang bertubuh bongsor, berkumis dan berjenggot, muncul jakun, udah tumbuh bulu ketiak dan bulu-bulu lainnya di bagian tubuh tertentu? Well, itu sih bukan lucu, bisa jadi malah nyebelin. Apalagi kalo sikapnya juga childish alias kekanak-kanakan. Hadeeeuh.. yang ada bukan nyubit gemes pipinya tapi malah bisa-bisa ditampar tuh pipi kalo bandel.
Sobat muda muslim, gue kadang masih nemuin tuh ada orang yang udah usia di atas 20-an tahun tetapi sikapnya masih kayak anak-anak. Misalnya, susah diajak berdialog nyari solusi, nggak mudah menerima kritikan dan teguran (malah ngeresponnya langsung dengan cara memusuhi), nggak mudah hidup di lingkungan yang nggak nyaman buat dirinya (maka kalo berhubungan dengan orang lain dan suatu saat ada masalah di antara mereka, maka solusinya adalah meninggalkan masalah tersebut, bukan menyelesaikannya, karena dia ingin mencari kenyamanan menurut persepsinya), manja, orang seperti ini juga sering salah persepsi: kita niatnya ingin bantuin dia, eh, dia malah merespon inginnya dilindungi (waduuh! Cape deh!). Beda dong, membantu dengan melindungi. Nggak keren banget tuh!
From nothing to something
Weis.. pake bahasa negerinya Wayne Rooney segala nih nulisnya. Sip, sekali-kali boleh lah. Bukan supaya disebut keren, tapi biar kamu juga jadi tambah wawasan, meski hanya dalam istilah bahasa. Iya nggak sih?
From nothing to something secara kasarnya diterjemahkan sebagai “dari tiada menjadi ada”. Artinya pula, dari yang hanya dianggap sebagai bilangan saja kemudian menjadi diperhitungkan. Keren ya? Benar adanya Imam asy-Syafii. Beliau pernah berkomentar bahwa “Pemuda yang tidak memiliki ilmu dan ketakwaan, matinya lebih baik daripada hidupnya”. Wuih, ini sindiran telak kepada kita dari seorang ulama besar yang tentu saja ilmunya bejibun. So, hidup terasa hambar kalo cuma diisi dengan tidur, kentut, buang air besar, buang air kecil, ngupil, makan, main, beranak. Aduuh… rasanya hidup terlalu berharga kalo cuma diisi dengan hal ‘sepele’ itu aja. Hidup bukan sekadar tumbuh, tapi juga berkembang. Itu yang perlu kita perhatiin dan ingat terus dalam prinsip hidup kita.
Lihatlah, kita perlu ngiri sama orang-orang di luar Islam. Meski mereka menyandang status kafir alias tidak beriman, mereka bisa berprestasi, bisa menjadi pribadi yang hebat dalam bisnis, dalam ilmu pengetahuan, dalam jiwa sosialnya, dalam mendidik anaknya, dalam membahagiakan keluarganya, dalam mengelola harta kekayaannya. Kita pantas ngiri agar kita bisa berusaha sebaik mereka karena kita lebih hebat dalam ketaatannya kepada Allah Swt. Kita, meski tingkatan iman di antara kita berbeda-beda, tetapi insya Allah kita terselamatkan karena sudah beriman kepada Allah Swt. Berbeda dengan mereka, yang memang tidak beriman. Nah, nilai lebih inilah yang seharusnya memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi orang beriman yang hebat dalam segala bidang, karena semua amal shalih kita dilandasi oleh keimanan yang utuh kepada Allah Swt. Insya Allah. Kita pasti bisa melakukannya. Siap ya.
Sementara orang-orang yang nggak beriman kepada Allah Swt., tetapi mereka diberikan kemudahan dalam rizkinya, kemudahan dalam usahanya, dan segala kenikmatan lainnya, yakinlah, bahwa itu hanyalah istidraj. Apa itu istidraj? Istidraj adalah mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa, tiap berbuat dosa ditambah dengan nikmat dan dilupakan untuk minta ampunan, kemudian dibinasakan.
Allah Swt. menjelaskan dalam firmanNya (yang artinya): “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam, berputus asa.” (QS al-An’aam [6]: 44)
Rasullulah saw. bersabda: “Apabila kamu melihat bahwa Allah Swt. memberikan nikmat kepada hambaNya yang selalu berbuat maksiat, ketahuilah bahwa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah Swt.” (HR at-Tabrani, Ahmad dan al-Baihaqi)
Nah lho. Itu artinya, kita jangan berputus asa mencari rizki dan mengubah diri kita menjadi lebih baik, lebih keren dalam iman, ilmu dan amalnya. BTW, penjabaran detil tentang iman, ilmu, dan amal udah kita bahas lebih detil di gaulislam edisi 169 yang judulnya: “Kita Harus Kuat!” (silakan dibaca lagi ya).
Bro, ini hikmah buat kita. Gimana nggak, orang kafir yang mereka (mungkin) saja tahu bakalan dihancurkan semua yang mereka anggap keren dan membanggakan aja prestasinya banyak yang keren di segala bidang. Maka, kita harusnya lebih semangat lagi, karena semua yang kita ingin raih dan kerenkan dalam diri kita sudah dilandasi oleh keimanan. Tentu berbeda nilainya dong ya. Ayo, kita interospeksi: sudah maksimalkah usaha kita untuk membuat diri kita keren–tidak saja di keren hadapan manusia, tetapi yang utama adalah di hadapan Allah Ta’ala? Semangat Bro en Sis! Tunjukkan bahwa kita mampu menjadi sosok yang tadinya pecundang jadi pejuang dan pemenang: from zero to hero! Yup, tadinya dianggap biasa, menjadi luar biasa. Tadinya anonim menjadi nonim. From nothing to something. Keren dah! Yuk mari, kerenkan dirimu dengan ISLAM dan ajarannya yang keren punya. [solihin: osolihin@gaulislam.com

Sabtu, 11 Februari 2012

Dengan Islam, Kita Selamat 


Oleh: Hari Mukti
Sekarang ini muncul kesan yang menggambarkan bahwa Islam itu kumuh, jelek, bahkan Islam biang aksi terorisme. Propaganda ini seharusnya membuat kaum muslimin tidak nyaman. Opini yang dikembangkan kalangan yang memusuhi Islam acapkali memberikan noda yang sepertinya sampai saat ini sulit untuk diubah. Umat Islam menjadi obyek penderita dan selalu dituduh ketika terjadi kasus-kasus yang merugikan banyak orang, khusunya pihak asing. Kasus Bom Bali, umat Islam langsung dicurigai sebagai pelakunya dan dicap sebagai teroris. Belum lama ini, kasus Bom di Hotel Marriott Jakarta, juga disebut-sebut pelakunya adalah kalangan Islam, dengan menuduh Jamaah Islamiyah berada di balik serangan tersebut.
Masalah lain yang juga sering memberi sumbangan jelek bagi Islam adalah masalah kebodohan umatnya saat ini. Di beberapa kalangan kaum muslimin, Islam diajarkan sebatas pengetahuan seputar ibadah mahdoh dan akhlak semata. Kesannya Islam jadi semacam ritual saja. Di masjid-masjid yang dikaji masalah bersuci, shalat, puasa, dan nikah. Tidak lebih dari itu. Akibatnya banyak di antara kaum muslimin yang memiliki semangat mencari ilmu menjadi malasa dan bosan dengan kondisi ini. Islam bahkan dianggap tidak mampu menyelesaikan problem kehidupan yang ada saat ini.
Remaja Islam harus sadar dengan kondisi ini. Tenaga, waktu, semangat, dan pemikirannya dibutuhkan untuk meyakinkan siapa saja bahwa Islam tidak identik dengan kekerasan, apalagi aksi terorisme yang saat ini dituduhkan Amerika. Kita juga harus bisa meyakinkan bahwa Islam adalah ideologi. Jadi, beragam kajian dalam Islam menjadi sangat luas. Tidak hanya sebatas masalah ibadah saja, tapi juga dakwah, syariat, termasuk pemerintahan yang meliputi pengaturan ekonomi, pendidikan, peradilan, budaya, sosial, dan juga politik. Islamlah yang akan menyelamatkan kondisi kehidupan yang sedang mengalami kehancuran ini.
Remaja Islam, saya sangat menaruh harapan kepada mereka. Sebab, dengan energi yang masih banyak, bisa digunakan untuk menumbuhkan kesadaran umat ini tentang pentingnya kebangkitan Islam. Saya mengajak remaja Islam untuk senantiasa berpikir dan bekerja untuk menyebarkan ajaran Islam ini. Di tangan para pemudalah, Islam menjadi perkara utama yang harus mendapat perhatian lebih.
Alangkah bahagiannya kita, para orangtua, yang menyaksikan semangat para pemuda yang senantiasa menyala untuk memperjuangkan Islam. Semoga anggapan tentang Islam yang identik dengan kekerasan, identik dengan citra kumuh, bahkan kuno segera terhapus dari benak umat ini dan juga umat lain.
Semoga melalui perjuangan para remaja dan pemuda Islam untuk meyakinkan bahwa Islam itu penyelamat kehidupan, akan mengubah imej yang sebelumnya melekat erat bahwa Islam tak lebih dari sekadar ibadah ritual belaka, menjadi keyakinan yang pasti bahwa Islam itu modern dan bisa mencerahkan pemikiran setiap orang yang mengkajinya. Kaum muslimin seharusnya bangga memiliki ideologi Islam ini. Karena, Islam memiliki metode pemecahan terhadap beragam masalah yang ada saat ini.
Ambil contoh masalah sosial yang saat ini cukup memprihatinkan. Rumah tangga yang retak gara-gara istri atau suami melakukan selingkuh. Atau orangtua menelantarkan anaknya. Untuk masalah ini, Islam memiliki aturan untuk menyelamatkan umat manusia dari jurang kenistaan. Misalnya menerapkan pengaturan pergaulan antara pria dan wanita, pengasuhan anak, dan sekaligus memberikan sanksi bagi yang melanggar. Islam akan menyelamatkan kehidupan ini, jadi kenapa musti takut dengan Islam? Wallahu’alam.[]
[pernah dimuat di Majalah PERMATA, edisi Oktober 2003]

Jumat, 10 Februari 2012

PEMUDA DALAM PANDANGAN IMAM KHOMEINI QS


Tidak diragukan lagi bahwa pemuda memiliki peran yang sangat peka dalam kehidupan masyarakat yang dihadapinya. Masyarakat yang kehilangan aktifitas pemudanya disebut masyarakat yang mati. Untuk itu Imam Khomeini qs sangat menekankan peran pemuda, dan memfokuskan pada penggunaan usia muda yang sangat berharga di masa mudanya dalam kehidupan manusia.

Masa muda
Tidak diragukan lagi bahwa pemuda memiliki peran yang sangat peka dalam kehidupan masyarakat yang dihadapinya. Masyarakat yang kehilangan aktifitas pemudanya disebut masyarakat yang mati. Untuk itu Imam Khomeini qs sangat menekankan peran pemuda, dan memfokuskan pada penggunaan usia muda yang sangat berharga di masa mudanya dalam kehidupan manusia.

Penggunaan usia muda.
Bermula dari kefahaman pemuda terhadap pentingnya masa ini dalam usia manusia dan perannya yang sangat besar dalam membina kepribadian manusia serta membentuk masyarakat pada umumnya. Imam mengatakan: “Kalian sekarang, dengan nikmat yang ada, pada kalian ada nikmat kepemudaan, maka ketahuilah kadarnya, dan jangan sia siakan nikmat ini”.

Beliau berkata :”Saya menasehati pemuda di negaraku, mereka adalah modal dan logistik Ilahiyah yang besar, bunga yang semerbak wangi dan potensi dunia Islam. Ketahuilah kadar dan harga masa yang manis dalam hidup kalian ini. Persiapkan diri kalian untuk perjuang besar secara ilmiyah dan amaliyah sehingga dapat mencapai tujuan Ravolusi Islam yang tinggi”.

Penggunaan Usia Pemuda pada bidang yang beragam;
Bidang Ilmu
“Wajib bagi kalian sejak sekarang ketika masih muda untuk menuntut dasar ilmu, dasar fiqhiyah, ketika masa (muda) itulah. Pada akhir waktu (usia tua) dari menuntut ilmu nanti, dia akan memberikan hasil dan buah, ketika itulah kalian dapat menggunakannya. Tapi kalau kalian lalai dan tidak menggunakan nikmat ini, maka pastilah kalian gagal setelahnya”.
Beliau berkata: “Hidup dialam ini sekarang, adalah hidup di madrasah iradah, kebahagiaan dan kegembiraan yaitu manusia terikat dengan kemampuan manusia itu sendiri. Apa bila hendak mulia dan bangga maka wajib menggunakan pemuda. Bergeraklah dengan kemampuan dan tekad kalian menuju ilmu dan amal, untu mendapatkan ilmu dan ma’rifah. Hidup dengan ilmu dan ma’rifah -sampai batas tertentu- merupakan hidup yang menyenangkan. Tenang dengan kitab, pena dan bahan yang penuh pengetahuan, dan bahagia sampai pada waktunya…” .

Dalam ibadah
“Ketika masa muda berjalan, janganlah berfikir bahwa kalian akan meninggalkan ibadah dan kemudian mendapatkannya diakhir umur, diakhir umur orang tidak dapat beribadah, tidak dapat mencarinya, tidak juga memiliki kemampuan berfikir yang kuat untuk dapat menangkap suatu hal”.

Dalam perbaikan diri
“Wahai pemuda, wajib bagi kalian untuk memulai sejak sekarang jihad kearah ini, jangan biarkan kekuatan pemuda hilang dari tangan kalian, sebanyak apa kekuatan pemuda hilang dari tangan manusia, semangkin banyak halangan ahlaq fasad padanya, sehingga jihad akan bertambah susah".
"Wahai pemuda siapkan dirimu untuk berjihadlah sejak sekarang, dalam rangka membentuk diri; mulailah sejak masa ini sehingga terbentuklah pribadi yang dapat mengabdi kepada negaranya. Apa bila kalian membina diri kalian sendiri, maka kalian pulalah yang akan memetik hasil insaniyah dalam diri kalian. Pada masa itulah kalian akan menang disetiap bidang”.

Pengaruh Pemuda.
Usia pemuda sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, aktifitasnya sangat berpengaruh pada masyarakat dan dengan tegarnya mereka menghadapi mara bahaya dan ancaman;
Imam Khomeini qs mengatakan:”Kami juga menhadapi pemuda yang keluar jalur, mereka diarahkan kepusat pusat pendidikan dan pelatihan untuk dapat mencegah penyelewengan anak anak kita (semoga Allah menjauhkan) tunduk dengan budaya barat dan timur. Karena banyak masyarakat yang dalam semua aspeknya tunduk kepada budaya timur atau barat. Akan sirnalah semua usaha kita, tujuan umat, darah pemuda kita dan juga menjadikan duka disepanjang masa”.

“Pemuda yang sudah terkorban oleh program musuh sehingga menjadi fasad dan terpolusi (akalnnya) memiliki hak untuk dengan cepat dirubah dan dicerahkan lagi (akalnya), menjadi insan Islami. Sekalipun nanti tidak berhasil dengan baik apa yang sudah diusahakan dengan maksimal akan berbenturanlah kekautan yang besar ini dengan kekuatan syaitan ini”.
“Terdapat juga pemuda yang komitmen sepanjang sejarah terutama dalam masyarakat muslim dizaman ini begitu juga masa akan datang. Merekalah yang mampu dengan disiplin, senjata , ketabahan dan sabar mereka untuk menjadi bahtera penyelamat bagi umat Islam dan negaranya. Mereka yang mulialah yang menjadikan merdeka, bebas, meninggikan dan memuliakan bangsa dengan perjuangannya”.
"Kita berhutang budi pada perjuangan dan kemuliaan kalian, semua pemuda Iran berhutang budi kepada para pemuda yang membawa Raevolusi dengan kekuatan tekatnya hingga sampai disini, hingga kini mereka selalu siap siaga……mereka lah yang telah menghantarkan kalian sampai di ketinggian ini. Kalau bukan karena mereka sayapun tidak akan berada disini, tidak juga kalian dan tidak mereka”.

Peran pemuda
Imam Khomeini qs mengatakan:”Kalian lah wahai pemuda yang dapat dengan melakukan segala aktifitas. Kalaian para pemuda dimanapun berada, wajib memikirkan masa depan kalian. Merupakan satu hal yang lazim, untuk maju kedepan dengan dua kekhususan: tawakal kepada Allah dan percaya diri. Maka akan kalian lihat dalam waktu yang singkat dimana jalan kebahagiaan telah terbuka bagi kalian”.
Apa apa yang menjadi peran utama dan tujuan pemuda yang mana mungkin dicapainya dengan aktifitas dan kemampuan yang diberikan Allah kepada mereka, dapat difokuskan dalam:

Peningkatan Intelektual
Sesungguhnya intelektual merupakan kepentingan mendasar yang harus dimiliki pemuda, intelek disemua bidang. Kemudian intelek yang berhubungan dengan masyarakat Islami itu sendiri.Imam Khomeini qs berkata: “ Usaha merupakan aktifitas pada masa muda sebelum sampai masa lesu dan lemah dihari tua, sehingga pemuda haruslah bangkit dengan menggunakan semua fasilitas/sarana yang mungkin; dengan syair, tulisan, khutbah , buku atau apapun yang dapat meningkatkan intelektual masyarakat dan juga termasuk kumpulan yang khusus. Dan jangan lalai dengan kewajiban ini”.

“Mengarahkan pandangan pemuda kepada pengetauan dan pemahaman bentuk Islam yang sebenarnya akan membentuk kemampuan. Tugas kita hari ini, yang lebih utama dari yang manapun adalah menggagalkan rancangan program asing dan kaki tangan penjajah yang sudah berjalan selama itu. Wahai genarasi muda, kewajiban kalian adalah memutus budaya keberat baratan. Umumkan, hilangkan pemerintahan mereka dari kehidupan manusia, hilangkan antek antek mereka dari masyarakat. Beritakan kepada dunia secara umum dan muslimin khususnya tentang Negara Islam dan aturlah barisanmu !”.
Begitu untuk membongkar dan menghadapi rencana dan makar musuh. Imam Khomeini qs mengatakan :”Wahai pemuda yang memiliki hati yang bersih, kalian bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sedapat mugkin, dengan jalan apapun. Selesaikanlah semua permasalahan untuk negara, naikkan bendera keadilan agama Islam”.
Adanya penjelasan tentang pengetahuan dari masyarakat lain dengan Islam yang benar; Imam mengatakan :”Wahai pemuda Islam yang mulia dan aktifis muslimin. Merupakan kelaziaman bagi kalian untuk meningkatkan pengetahuan rakyat, dan hancurkan makar penjajah yang keji dan jahat. Berusahalah memperlajari Islam dengan baik, belajarlah al Quran dengan betul dan beramalah dengannya. Dengarkan dengan ikhlash pelajaran dan tabligh Islam dari umat yang lain, untuk memajukan umat islam yang besar”.

Pertahanan Islam
Islam merupakan jalan yang benar, merupakan keberlangsungan aktifitas orang shalihin, shadiqin dan mustadha’afin (orang orang yang tertindas). Pada masa yang sama, dia merupakan ancaman bagi penjajah, penindas dan penyeleweng. Maka dia akan menjadi target berterusan dari sarangan thaghut yang berusaha untuk menjatuhkan wajah keadilan juga untuk memastikan bertambah dan berkuasanya kedhaliman. Maka merupakan tanggung jawab pemuda untuk mempertahankan Islam dalam menghadapi setiap ancaman yang ada.
Imam Khomeini qs berkata :”Mahasiswa, pedagang, petani dan semua unsure masyarakat. Semua kekuatan yang diberikan Allah kepada kalian wajib di- infaq-an kejalan ridhaNya. Kalian yangmemilki kekuatan pemuda yang besar akan dapat menghantarkan Islam ke negara kalian ke tempat yang paling tinggi dan mulia. Putuskan tangan penjahat dari negara Islam dan negara kalian”
“ Rasa tanggung jawab pada generasi pemuda, dans emangatnya untuk mempertahankan Islam dan perkembangan Quran merupakan tempat kekuatan dan aktifitas”.
“Wahai para pemuda yang mulia, kewajiban bagi kalian untuk menjaga dan mempetahankan Islam, agama Islam, agama yang benar, sebagai satu ketaatan yang besar. Sejak permulaan dunia hingga kini, ambiya dan auliya’ silih berganti dengan usaha kerasnya dijalan ini, tidak terhentikan oleh semua rintangan”.

Pertahanan negara dan ummat.
Tambahan dari difa’ untuk agama sebagai satu tugas sya’i (agama) dan kefahaman…ada pula tanah,perihal, kepentingan dan keamanan…yang harus dipetahankan juga sehingga tidah menjadi makanan dari mereka yang tamak.
Imam Khomeini qs berkata:”Terdapat juga pemuda yang komitmen sepanjang sejarah terutama dalam generasi dizaman ini begitu juga masa akan datang. Merekalah yang mampu dengan disiplin, senjata , ketabahan dan sabar mereka untuk menjadi bahtera penyelamat bagi umat Islam an negaranya. Mereka yang mulialah yang menjadikan merdeka, bebas, meninggikan dan memuliakan bangsa dengan perjuangannya”.
“Ummat wajib berterima kasih kepada kalian wahai pemuda diseluruh negeri yang menciptakan keamanan di dalam negeri… selama kalian sebagai pemuda yang bergerak maju dari dasar umat yang besar dengan semangat dan kecintaan ini, maka tidak akan terjadi ancaman bahaya kepada negara Islam”.

Pengabdian masyarakat
Sesungguhnya masyarakat memerlukan uluran tangan dari mereka yang dapat memberikannya. Sementara program pemerintah tidak akan mencukupi untuk kesemua bidang. Maka pemudalah yang paling tepat untuk dapat berhidmat kepada masyarakat dan mengisi kekosongan tersebut:"Imam Khomeini qs berkata: “Bagi semua pemuda berkewajiban untuk menjaga semua, mencegah kefasadan yang dilakukan oleh munafqin. Menjaga apa apa yang telah dihasilkan oleh masyakarat dengan jerih payahnya. Menjaga tanaman (kebun/lading/sawah) yang telah digarap oleh masyarakat. Jagalah segala sesuatu di bahumu, dan janganlah tergantung dengan negara saja. Jangan hanya tergantung pada kekuatan angkatan bersenjata saja karena mereka pun sibuk. Kalianpun haruslah melakukan pengabdian, meletakkan tangan kita satu diatas yang lain, mengabdi kepada Islam dan muslimin”

Jihad
Sesungguhnya jihad merupakan pintu khusus dari auliya’ Allah yang merupakan sebab daripada kemuliaan dan kemenangan ummat. Pelaku yang paling utama adalah pemuda juga. Dengan keseriusan dan usaha kerasnya mereka akan tercapailah kepentingan ummat dan kemenangan Islam.
Imam Khomeini qs berkata : “Sesungguhnya ummat yang pemudanya shalat malam di medan perang, berjihad di jalan Allah akan merasakan kemuliaan dan kebanggan dengan jihad ini. Mereka tidak pernah meminta untuk libur dan istirahat, menghabiskan waktu. siang dan malam ditempat yang panas tampa air, dalam keadan itupun mereka maju kedepan…..siapa yang akan dapat menghadapi umat ini..?
“Wahai pemuda yang kumuliakan, bawalah Quran disatu tangan dan senjata ditangan yang lain, pertahankan kemuliaan dan harga diri kalian sehingga mereka tidak akan berfikir lagi untuk dapat menguasai kalian. Bersikap penuh kasih sayanglah terhadap saudaramu, jangan sia siakan pengorbanan mereka pada mu. Fahami apa yang ada didunia sekarang ini yaitu dunia mustath’afin (ketertindasan), dengan cepat dan segera mereka akan menang, Mereka adalah pewaris dunia dan dan memerintah dengan perintah Allah”.
“Kita harus bertindak untuk membentuk pemuda kita seperti sejak permulaan, pergi ke medan perang untuk memperjuangkan kemenangan Islam. Mengeluarkan Islam dari cengkraman adikuasa dan pemikiran menyeleweng yang ada di negara negara Islam”.[IslamMuhammadi/IslamTimes/R]

PUISI RABI'AH AL-ADAWIYAH KEPADA TUHANNYA

Kebahagiaanku wahai saudaraku,ada di dalam kesunyianku
Dan kekasihku selalu berada dalam kehadiranku
Aku tidak menemukan pengganti untuk cinta-Nya
Dan cinta-Nya di gurun pasir adalah sisirku
Jika aku mati karena rindu dan Dia tetap tak kenyang
Betapa besar sakitku, betapa besar duka abadiku
Meninggalkan semua ciptaan, menginginkan tanda cinta-Nya
Inilah sesungguhnya pencarian yang kujalani
Engkaulah kesenanganku dan kehendak-Mu adalah makananku
sekarang, cinta-Mu adalah keinginanaku dan surgaku
Itu semua adalah sebuah ruang jarak bagi mata hatiku yang tertangkap
Selama aku hidup aku takkan jauh dari-Mu
Engkau adalah kekuatanku ketika aku dalam gelap
Jika engkau senang terhadapku ,,ohh maka kebahagiaanku telah bermula

Selasa, 31 Januari 2012

SYAIR IMAM SYAFI'I

                                                                          
“ Orang pandai dan beradab tidak akan diam
Dikampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti
Dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah,manisnya hidup terasa
Setelah lelah berjuang”